Sabtu, 27 Desember 2008

SELAMAT NATAL & TAHUN BARU


www.touminahasa.blogspot.com mengucapkan:
Selamat Hari Natal 25 Desember 2008
dan
Selamat Tahun Baru 1 Januari 2009
Pakatuan wo Pakalawiren
I Yayat U Santi

Batu Bertumbuh di Lelema


Konon katanya batu menhir ini bertambah tinggi seiring dengan waktu. Tapi kayaknya dari dulu tingginya segini-gini aja. Yang penting mitosnya bisa bikin orang tertarik untuk datang kesini, di desa Lelema. Tergantung bagaimana cara masyarakat desa Lelela mengolah aset ini. Lokasinya di tepi persawahan sekitar desa Lelema, tepat di jalan Trans Sulawesi.

Usia 135 Tahun


Foto ini stok lama, cuma baru dapa inga. Ternyata orang Minahasa ada yang usianya mencapai 135 tahun. Buktinya bisa dilihat di pekuburan di kompleks waruga Sawangan, kecamatan Airmadidi. Inskripsi jelasnya seperti ini:
INILAH KUBUR DARI SAUL SIBIH
SEORANG WALIAN PENHENTAR IGAMA HALAJAK
DALAM NEGERI SAWANGAN DAN PADA TH 1858
IA DIANGKAT MENDJADI PENATUA ML TH 1889 UMURNYA 135 TH

Sabtu, 20 Desember 2008

RW (Rintek Wu'uk)

Budaya kuliner Minahasa
Dogs are men's best friend.
....dan inilah yang terjadi ketika teman makan teman.

1. Abis toki tu anjing, bakar pa dia for kase abis itu bulu2.
2. Potong kong blah for kase kaluar isi puru.

3. Potong/teto tu anjing.
4. Ini depe isi puru yang so kase kaluar.

5. Daging anjing yang so teto.
6. Momasa tu RW deng rampa2, jangan lupa kase cap tikus sadiki.
------------------------------------------------------------------------------------------------ Selamat menikmati dan mohon maaf bagi pihak2 yang tidak berkenan dengan hal2 di atas.

Rabu, 17 Desember 2008

Next: Jalan-jalan ke pantai timur Minahasa

Tunggu... mo kumpul foto dulu...

Edisi Jalan-jalan ke Tonsawang

Lesung Batu Tonsawang
Lesung batu kebanyakan ditemukan di Minahasa bagian selatan. Beberapa diantaranya tersebar di kecamatan Touluaan, wilayah anak suku Tonsawang. Fungsi utamanya adalah sebagai wadah penumbuk padi atau penghancur biji-bijian. Hal ini terkait dengan wilayah tersebut yang dikenal sebagai salah satu sentra lumbung padi sejak ratusan tahun lalu. Ada Informasi lain yang menyebutkan bahwa lesung batu juga digunakan sebagai wadah untuk menghancurkan batu yang memiliki kandungan emas, sebelum diolah menjadi emas.
Disamping fungsi utamanya tadi, keberadaan lesung batu oleh sebagian pemerhati budaya digunakan sebagai portal untuk berkomunikasi dengan leluhur mereka.
Saat ini lokasi tempat lesung batu dijadikan salah satu objek wisata sejarah dan budaya. Salah satunya bisa ditemukan di desa Kali, kecamatan Touluaan. Lesung batu ini dikenal dengan nama Lesung Nawo Oki karena erat dengan legenda Raja/Nawo Oki. Situs lesung batu yang berada di desa kali ini telah dipugar beberapa tahun lalu oleh pemkab Minahasa Selatan. Tetapi sejak pemekaran wilayah, situs lesung batu desa Kali kini menjadi milik pemkab Minahasa Tenggara. Sayangnya keberadaan situs lesung batu saat ini tidak dikelola dengan baik. Akses jalan menuju situs sudah rusak dan ditumbuhi belukar. Ditambah lagi dengan penolakan beberapa pemuda kampung desa Kali yang tidak tahu menghargai warisan budaya leluhur. Mereka menolak adanya kegiatan kebudayaan yang dilaksanakan di lesung batu tersebut. Padahal eksotisme kegiatan-kegiatan kebudayaan tersebut bisa menjadi daya tarik pariwisata yang bisa membantu perekonomian desa Kali.
(Sumber: KPA Kebudayaan Malesung Nawo Oki, telp: 085240820317)





-------------------------------------------------------------------------------------------------
Sumur Abur
Sumur Abur terletak di puncak pegunungan Abur antara desa Ranoketang Atas dan desa Kali. Bentuknya agak mirip dengan lesung batu. Pegunungan Abur dikenal sebagai lokasi pekuburan purba orang Tonsawang. Beberapa peninggalan sejarah Tonsawang seperti piring antik, tombak dan bekal kubur lainnya pernah ditemukan lokasi ini. (Sumber: KPA Kebudayaan Malesung Nawo Oki, telp: 085240820317)



-------------------------------------------------------------------------------------------------
Piring Antik Cina di Tonsawang
Foto2 dibawah ini adalah hasil pendataan yang diberikan oleh kawan saya dari KPA Kebudayaan Malesung Nawo Oki. Piring-piring antik ini biasanya ditemukan di pekarangan rumah di desa2 wilayah Tonsawang pada saat menggali sumur atau pondasi rumah. Beberapa diantaranya bukan barang galian tetapi merupakan warisan turun-temurun dari keluarga. Piring antik ini adalah porselen cina dengan usia termuda diperkirakan tahun 1800-an. Cerita sejarah menunjukkan piring-piring ini bisa sampai ke wilayah Tonsawang karena barter antara penduduk Tonsawang dengan pedagang Cina yang datang dengan kapal jung dan berlabuh di sekitar Amurang.
(Sumber: KPA Kebudayaan Malesung Nawo Oki, telp: 085240820317)


-------------------------------------------------------------------------------------------------
Silsilah Ratu Oki
Ratu Oki = Raja Oki = Nawo Oki


-------------------------------------------------------------------------------------------------
Sumber Air Panas Kelewaha
Kalo so capek jalan-jalan di sekitar Tonsawang jangan lupa singga mandi di Kelewaha. Dekat desa Lobu. Kelewaha: sumber mata aer panas yang ada di sebelah kuala. jadi kalo mandi di situ baku campur itu aer panas dengan aer dingin. (Sumber: KPA Kebudayaan Malesung Nawo Oki, telp: 085240820317)


Selasa, 09 Desember 2008

Goringo / Karimenga

Tumbuhan Goringo/Karimenga ada 2 macam: putih & merah. Saya hanya memiliki gambar tumbuhan goringo/karimenga putih. Apa ada yang punya gambar tumbuhan goringo merah yang masih hidup?





Minahasan Local Wisdom Symbols

Simbol adalah proyeksi ide yang bersumber dari suatu peristiwa, bacaan, tutur, dsb.
Simbol juga bisa berupa manipulasi memori. Singkatnya, simbol merefleksikan ide sebagai suatu kesatuan yang merepresentsikan sumber-sumber ide tersebut secara visual. Kesimpulannya: proyeksi, manipulasi, refleksi dan representasi hanyalah kata-kata pengantar penuh basa-basi untuk essay foto dibawah ini. Yang penting (menurut saya) ada dokumentasi yang bisa menggambarkan jejak budaya Minahasa yang masih ada hingga saat ini dan terus dilestarikan oleh sebagian kecil tou minahasa yang peduli, tanpa embel-embel kepentingan lain kecuali semangat dan usaha pelestarian budaya Minahasa yang murni.

Selamat menikmati (dan jangan lupa komentarnya sebab manusia hidup untuk mengomentari orang lain).














Sabtu, 06 Desember 2008

Watu Sumanti

Ini batu-batu yang punya nama sama: Sumanti. Asal usul kita nentau, jadi kalo ada yang tahu tolong kase tahu. Mari berbagi informasi.





Baku Cungkel

Pertengahan 2008 lalu saya berkesempatan bertemu dan berdialog singkat dengan tu’ur masalah budaya Minahasa, Bpk. Jessy Wenas di sekretariat Institut Seni Budaya Sulawesi Utara. Dimulai dari membahas minimnya kuantitas souvenir Minahasa, Dotu Sumanti di Tondano yang hilang kekuatan magisnya karena masuk Kristen, tukang potong kepala yang turun gunung cari mangsa di pantai barat Minahasa, hingga masalah “baku cungkel”.

Ya, “baku cungkel”. Mungkin itu satu-satunya “tradisi” yang selalu melekat pada sistem sosial orang Minahasa hingga saat ini. Atau mungkin genetik? hehehe. Bpk Jessy Wenas sendiri berpendapat bahwa “baku cungkel” itu positif. Awalnya saya sendiri masih abu-abu (ragu). Tetapi akhirnya jadi pembenaran juga kalo dilihat dari perspektif “Survival of the fittest”, siapa yang kuat dialah yang bertahan. Kita lebe maju, kita lebe jago, kita sama dengan dorang, ngana cuma sama dengan ngana pe kaum jo, taputar-putar di situ. Mungkin kalimat-kalimat itu yang ada di benak para penganut “baku cungkel”.

Tapi namanya juga pertemuan singkat, jadi dialog “baku cungkel”dengan tu’ur budaya ini hanya sebentar. Tidak ada kesimpulan. Yang penting pulang bawa buku “Sejarah dan Kebudaan Minahasa” dari penulisnya langsung dan gratis. Dan dalam hati: “Nanti kita baca ini buku kong cari tau lebe banya, biar lebe jago dari ngana, kong kalo so jago kita cungkel pa panga, gratis, hahaha”. Cuma lupa minta tanda tangan... :(

Miniatur Kabasaran


Yang beking kita pe tamang

Dia itu seniman, pelukis deng pematung

Dia peduli dengan budaya Minahasa

Padahal dia orang Toraja

Sejak dapa saki cuma ini yang dia beking

Dia bilang for tamba-tamba bli nasi

Soalnya dia so nembole kaluar rumah

Jadi ini patong dia jual

Satu biji limapuluhribu

Kalo berminat deng simpati

Telp jo pa dia di (0431) 868242

Dia pe nama asli Alfred Pongtuluran

Mar cuma ja pangge Yappy



Rabu, 03 Desember 2008

Film Dokumenter Kabasaran


Seperti potongan dialog pada bagian akhir film “The Last Samurai”-nya Tom Cruise: not the story about how he died but how he lived. Begitu juga “The Last Warriors of Malesung” ini, semoga saja film/dokumenternya segera dibuat (kalau memang ada yang mau buat). Agar kita bisa tau siapa dan bagaimana mereka dulu, karena mereka sekarang (seolah-olah) hanya jadi ornamen pembukaan acara atau penyambut tamu. I’m wating, ups... torang samua kote ba tunggu.

simbol-simbol

warisan adat istiadat minahasa